Komunikasi Efektif dengan Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus mempunyai kesulitan dalam berkomunikasi. Gangguan komunikasi pada anak berkebutuhan khusus bisa meliputi bahasa, percakapan, interaksi, dsb. Dengan sebab itu London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) mengundang Ibu Nefrijanti Sutikno sebagai pembicara dalam acara Parents Sibling dengan membahas tema Komunikasi Efektif dengan Anak Berkebutuhan Khusus.
Pada awal diskusi, Ibu Nefri membahas sedikit tentang konsep komunikasi. Di dalam konsep komunikasi terdapat pengirim pesan – interpreter – decoder – encoder– penerima pesan. Komunikasi antara pengirim dan penerima pesan selalu terdapat feedback. Selain itu komunikasi mempunyai 2 faktor yaitu faktor intern (power) dan ekstern (sinyal).
Dalam komunikasi pada anak berkebutuhan khusus harus disesuaikan dengan diagnosa, kelebihan si anak, dan gunakan alat-alat pendukung seperti Augmentative and Alternative Communication (AAC) merupakan cara berinteraksi yang dapat dijadikan pilihan untuk berkomunikasi, ketika komunikasi dengan lisan mengalami hambatan. Jenis-jenis AAC meliputi kalkulator, laptop, handphone, dsb. Dan juga alat PECS atau COMPIC yang dapat diakses di Google Apps dan Apple.
Komunikasi efektif dengan anak berkebutuhan khusus yang pertama identifikasi yaitu dengan menyamakan persepsi dan kedua membuat perintah sederhana. Salahsatu mengaplikasikan dalam berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus membuat jadwal rutinitas. Dalam membuat jadwal rutinitas buatlah bersama si anak susunlah jadwal kegiatan dari pagi hingga malam.
Ibu Nefrijanti juga memberikan tips dan trik seperti konsisten dan kontinu, melibatkan seisi rumah, bekerjasama dengan tempat terapi/sekolah, penyandang autis tidak suka kejutan, pastikan dalam satu frekuensi sinyal yang sama, catat dan pelajari kejadian berulang, bedakan warna dasar kartu untuk kata benda, kerja dsb, kerjakandengan bertahap jika perlu gunakan metode “sederhanakan”, “modifikasi”, “hilangkan” ataupun “distingtive”.
Selain itu ibu Nefrijanti mengajak peserta parents sibling untuk menyusun PDCA “Plan, Do, Check, and Action”. Poin Plan yaitu tentukan target, tentukan kapan akan dicapai, dan bagaimana mencapainya. Poin Do yaitu kerjakan dengan konsisten dan kontinyu, Poin Check yaitu lakukan evaluasi secara berkala dan temukan solusi setiap ada permasalahan, dan poin Action yaitu tingkatkan dengan solusi hingga target tercapai. Ibu Nefrijanti memberikan kesempatan para peserta parents sibling untuk bertanya kesulitan yang dihadapi dalam berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus.